Sabtu, 04 September 2010

Venustraphobia?! OH NO!! :: A One Shot Story

"Alvin! Alvin!"teriakku, tampak panik.
"Kenapa, Ray?!"tanya Alvin, kaget. Aku mengatur napasnya dan berdiri di depan Alvin.
"Itu, Vin..itu.."
"ITU??"
"Aku lupa mau bilang apa tadi. Kamu tau gak aku mau ngomong apa?"Alvin bergeming.
"Kalo lupa gak usah ngomong!!"Alvin kembali duduk di tempat duduknya. Lalu melanjutkan aktivitasnya membaca catatan IPS.
"Oh iya Vin aku inget!!"
"Apaan?"
"Aku makin ganteng aja, ya?! Gimana, nih?!"Alvin bergeming, lagi.
"Soal ganteng juga anda kalah sama saya!!"
"Hee..ternyata Alvin Jonathan bisa narsis juga, ya.."
"Gue gitulooh"
"Ternyata Alvin Jonathan bisa ngomong 'gue', ya.."
"Yaeyalaaaah.."
"Ternyata Alvin Jonathan PD abis ya.."
"Secara Alvin gituh!"
"Ternyata Alvin Jonathan yakin bener sama kata-katanya, ya.."
"Iya iyaa!! Udah diem Ray!! Berisik, tau!"
"Ternyata Alvin Jonathan pemarah, ya.."
"Ray, bisa diem gak?"Alvin mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"Ternyata Alvin Jonathan itu MAHO, ya.."
"Aku gak MAHO, Raynaaaald!!"
"Ternyata Alvin Jonathan itu.."sebelum aku sempat berkomentar, Alvin menutup mulutnya dan mengambil lakban dari tasnya.
"Ngghhh!! Ngghhh!!!"aku meronta-ronta.
"Apa?! Mo ngomong apa lagi, Ray?!"aku menggeleng-geleng kuat dengan muka dimelaskan. Alvin melepaskan tangannya dari mulutku.
"Udah jangan berisik lagi!!"aku mengangguk pelan. Aku lalu duduk di kursiku, di belakang Alvin.
"Alvin,"panggilku pelan.
"Ya?"
"Menurutmu..kalo kita sekolah di sekolah biasa, apa yang bakal terjadi?"
"Apa yang bakal terjadi? Ya jelas! Kamu sesak napas, megap-megap, keluar keringat dingin, trus pingsan!!"aku diam.
"Jangan ngejek aku, aahh!! Jahat!! Jahaaat!!"aku berlagak cengeng. Alvin tertawa.

Yah, yang dikatakannya tak salah juga. Sebenarnya, aku menderita
venustraphobia. Yang udah tau, jangan ikut ngejek!! Yang gatau, sana
search di mbah google dan jangan kaget! Jujur aja, aku gatau kapan aku
mulai menderita venustraphobia ini, tapi..salah-salah liat cewek,
pokoknya mukanya di atas rata-rata dikiiit aja, pasti aku langsung
merinding. Itu kalo jarak aman, kalo udah deket? Aku bisa megap-megap
sendiri, ujung-ujungnya bisa pingsan malah.

Yaa..itulah sekarang, aku sekolah di SMP khusus cowok. Dari kelas 5 SD aku udah sekolah di
yayasan ini. Aku yang minta, orangtuaku sendiri gatau kalo aku
venustraphobia. Tapi..itulah, aku jadi takut sendiri kalo keluar.

"Ray? Kok bengoong?"Alvin menyadarkanku dari lamunan. Aku tersentak.
"Iya, ah! Jangan ngagetin, dong! Aku lagi ngasih penjelasan ke pembaca!"
"Ohh. yaudah-yaudah lanjutin aja, lanjutin."
"Udah selese, kok!"
"Terus?"
"Aku males ngomong sama kamu, susah..aku keluar aja."aku melangkah keluar.
Dan saat mendekati pintu, aku hampir menabrak Rio yang berlari
terengah-engah.
"Ih Ray! Pelan-pelan kalo jalan!!"bentaknya.
"Kamu yang lariii..!!"
"Ooh..oh iya, ya..hehe..hh..hh.."
"Kenapa lari-lari, Yo?"
"Hmm? Itu, tadi aku abis ketemu kakak kelas yang minjem USBku kemarin."
"Terus kenapa lari-lari?"
"Emm, udaah jangan banyak omong pokoknya aku lagi buru-buru!!"Rio melempar
tasnya ke kursinya-memang nggak pas sama posisi seharusnya. Dia langsung
ngibrit keluar.
"Woooooooooooooooooooooo!!"teriaknya sambil berlari ke..toilet.
"Hei. Ternyata dia kebelet. Pantesan.. ckck."aku garuk-garuk kepala sambil jalan ke arah bangku-ku.
"Oh iya, Ray!! Entar kan kita mau persentasi percobaan fisika, udah siap, kan?!"teriak Alvin tiba-tiba.
"Yeaa!! Ray is Ready!! RayReady!!"teriakku semangat. Alvin bergeming. Dia menatapku dengan tatapan kosong.
"Aah, percakapan tadi lupain aja, anggep aja yang tadi nggak pernah terjadi."kata Alvin.
"Hiihh!! Alvin meremehkan RayReady! Iiat aja ntar! Pokoknya Ray is Ready!!"aku
ngambek. Alvin diem aja. aku kembali berjalan ke pintu. dan aku hampir
menabrak Deva yang berlari.
"Ray! Pelan-pelan, dong!"bentaknya. Aku diam. Aku melewatinya begitu saja, dan kali ini hampir menabrak Rio yang
berlari dari arah toilet dan Lintar yang berlari dari arah gerbang
sekolah. Untung kami bertiga bisa mengerem.
"Ray, jangan ditengah jalan! Pelan-pelan doong!"bentak mereka berdua. Kompak.
"Hihh kalian yang ditengah jalan, tau!! Kalian yang lari!"bentakku kesal. Aku
juga melewati mereka. Lalu aku hampir menabrak Cakka yang membawa
beberapa kamus.
"Raay! Jangan di situ! Aku mau lewaaat!!"bentaknya, tampak terburu-buru.
"Ck,"aku geser sedikit. Aku berjalan ke gerbang sekolah. Bosan dengan adegan
hampir tabrak-menabrak tadi. Lalu aku melihat Ozy yang sedang duduk di
koridor dekat gerbang sekolah.
"Ozy? Kok masih di sini? Gak ke kelas?"tanyaku sambil jongkok di sampingnya.
"Ga..masih lama kan belnya? Males.."katanya tanpa menatapku.
"Oh.."aku memandang wajahnya sekilas, dia menatap sesuatu. Aku mengikuti arah
matanya. Dia lagi ngeliat..seorang cewek!! Hii..rasanya bulu kudukku
berdiri semua.
"Oh!"Ozy tiba-tiba berdiri.
"Kenapa, Zy?!"tanyaku, kaget.
"Temenin aku, Ray!!"dia menarik tanganku.
"Ke..kemana?!"
"Iih pokoknya temenin aku ajaa.."dia tetap menarik tanganku. Dia menghampiri
cewek yang dilihatnya tadi. Uhyooo...ini sama aja bunuh
diiriiiiiiiiiiiiiii!!
"Hai, Zy. Nyadar juga aku di sini, hehe.."kata cewek itu. Aku gemetar.
"Iya, Cha. Maap, abis kamu jauh. Mukanya dari jauh..rata, gitu.."kata Ozy jayus.
"Hyee..nih, aku cuman mau balikin kuas yang kemaren aku pinjem di les lukis."kata
cewek itu sambil menyodorkan kuas ukuran 2 kepada Ozy.
"Ehh, iya..oke, makasih."Ozy mengambilnya.
"Oh iya, Zy? Ini siapa? Kok aku baru liat ya?"tanya Acha sambil tersenyum
menatapku. DEG! Bukannya aku balas tersenyum, aku malah takut dan ingin
lariii!!
"Ooh, ini Ray. temen sekelas aku. Ray, ini Acha. temen SD-ku."jelas Ozy.
"Hai."Acha menyodorkan tangannya. Bukannya aku menyalaminya. Aku semakin gemetar
dan berkeringat dingin. Daripada aku lari atau berteriak "aku nggak mau
salaman sama kamu!!"-itu cuma akan menyakiti perasaannya. AKhirnya aku
hanya menggeleng.
"Oh..yaudah."Acha menarik kembali tangannya. Aku menatap Ozy tajam.
"Kenapa, Ray?"tanya Ozy bingung. AKu ngos-ngosan.
"...aaahh oiyaa!! Acha, udah dulu, ya!!"
"Eh? iya..dah,"Acha melambaikan tangannya pelan dan menatap kami dengan tatapan bingung.

"Maap, Zy..aku lupa.."Ozy nyengir, waktu kami sudah di kelas.
"Kamu sembarangan, sih! Kalo aku pingsan, kamu mau tanggung jawab, angkut aku ke UKS?!"
"Ya enggak, lah."
"Ish, Ozy nggak cs. aku keluar dari RODAR, nih."
"Hiiihh Ray mah ngambekan!! Aku lupa kalo kamu venustraphobia, Ray..maapin aku, doong.. tadi aku cuma bercanda..."
"Yaudah aku maafin, mumpung lagi bulan Ramadhan."kataku akhirnya.

--PULANG SEKOLAH--

"Raaay, pulang bareng nyoook.."kata Alvin sambil merangkul pundakku.
"Tangan kamu berat, Vin. Jangan main nengger di pundakku, dong."kataku sambil
mendorong tangan Alvin pelan. Tiba-tiba sosok mengerikan yang tak aku
harapkan datang..kalian tau siapa? Cewek cantik? Eii bukaaan!! Penulis!
"Hai, Ray. pingsan, dong, pingsan!"katanya PD.
"Hiihh..ada juga aku muntah! Bukan pingsan!!"bentakku.
"Jelek gitu aja banggaa.."ejek Alvin.
"Pakde! Pakde ganteng, deh!!"Teriak salah seorang teman penulis.
"Berisik lu ***!!"penulis ngelempar sepatu high-heels ke mukanya.
"Hwooii!! Itu high-heels akuuu!!!"teriak seorang..oh no, cewek.
"Eh! Ce Nia! Ngapain ke sini?"tanya Alvin. hwe? kakaknya Alvin, toh?! Tapi satu haaal..dia berdiri di sampingkuuu!!!
"A..Alvin.."aku menggenggam lengan Alvin erat. Dengan pandangan kakak-kamu-suruh-pergi-dong-please.
"Sabar, dia lebih tua..jangan maen usir."
"Hh...hhh.."aku mulai ngos-ngosan.
"Heh!! Kowe sembarangan lempar-lempar sepatuku!"bentak Ce Nia, masih di sampingku.
"Yo nopo thaa?! Ra opo-opo, thaaa?!"balas si penulis. Mereka mulai debat bahasa jawa, gatau apa pokoknya aku gangerti.
"A..Alvin.."pandanganku mulai berkunang-kunang.
"Kenapa, Ray?"
"Kakakmu..kakakmu.."aku mulai ambruk seolah baru dapat tackle lutut.
"Hwee! Ce Nia! Berantemnya di sana ajaa!!"teriak Alvin sambil memegangi tanganku.
"Hwe? Kenapa emang?"
"Hiihh.."Alvin akhirnya menyeretku, sebelum aku pingsan di tempat.
"Ah!!"teriakan seorang cewek mengagetkanku, aku mengangkat wajah.
"Ray! Ozy udah keluar, belom?"hyee..Acha! Pandanganku makin buram. Akhirnya benar-benar gelap.


"Mmhh.."aku membuka mata perlahan-lahan.
"Ray? Kamu gapapa?!"tanya sosok di depanku dengan wajah khawatir. Acha lagi!!
"Hwaa!!! jangaaan! Jangan di situ, Chaaa!!"aku menarik selimut dan menutupi wajahku.
"Kenapa?"
"Mm..Ray, aku kasih tau, ya?"tanya Alvin yang entah kenapa ada di sebelah Acha.
"Kasih tau aja daripada aku kesiksa giniii!!!"Alvin membisiki Acha.
"Hah?! Ternyata..eh, tapi..venustraphobia itu apa??"tanya Acha, bloon. Alvin kembali membisiki Acha.
"Hoo..berarti aku cantik, dong!"
"Iya kamu cantik!! Dan makanya itu bahaya buatku!!"
"He..yaudah aku pulang dulu deh ya..daah.."begitu Acha pergi, aku membuka selimut.
"Ngomong-ngomong ini dimana, Vin?"tanyaku.
"Ini? Rumahku. Kan deket dari sekolah, daripada ke UKS, kan?"
"Ooh.."aku manggut-manggut.

KREK pintu terbuka.

"Eh, Ce Tasya."kata Alvin.
"Ray udah bangun?"tanya-nya. Pandanganku mulai berkunang-kunang lagi dan akhirnya..gelap lagi.


"Errrhhh"aku berusaha membuka mata. tiba-tiba di sekelilingku banyak cewek.
"Byaa!!!"aku bergidik. aku megap-megap. Tapi entah kenapa aku nggak pingsan.
"Raynald..."
"Raynald Prasetya.."
"Ray..Raaaay.."wajah mereka cantik, tapi suaranya kayak setan. UKH!!!

SREK aku menoleh ke belakang. Uhyoooo!!! Belakangku jurang!!! Tapi mereka terus mendorongku!!! Gimana, nih?!

"Raaaaayy.."panggilan mereka semakin menjadi-jadi. akhirnya aku terdorong ke jurang dan..
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

GUBRAAAK!!!

"Aduuhh..sakit..lho? di kamar?? Mimpi, ya? Baru jam 5..hiihh..."ya, mimpi. Aku jatuh dari
kasur. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka.
"Kenapa, Ray? Kok teriak-teriak?"tanya Kak Vera heran. aku memandangnya. Kalo bukan mimpi..kenapa pandanganku jadi burem gini??

GELAP. mimpi atau bukaaan?!

_THE END_

0 Komentar:

Posting Komentar